SINKRONIS PARITAS
Karya Ledy Triananda
Aku. Pagi tak pandai menyibak apa yang sedang dirasa. Lebih—memilih untuk diam dan bungkam, senyap dan lenyap, atas pergolakan hati yang sedang menggelegak. Pagi lebih pandai beranalogi, merakit substansi, larut dalam analisis sebuah fenomena, dan merangkai kata… meski tak suprasegmental seperti pujangga, dan tak lebih baik dari guru bahasa Indonesia.